SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA DAN SILAHKAN MEMBACA...!!!!!

Senin, 13 Mei 2013

MAKALAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi adalah salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam masa yang serba maju ini dan teknologi akan semakin berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan timbul banyaknya kebutuhan-kebutuhan dalam kehidupan manusia.
Kemajuan teknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam bidang ekonomi, politik ataupun industri akan tetapi juga pada bidang pendidikan, lebih-lebih pada pendidikan agama Islam. Karena teknologi dapat diterapkan dalam berbagai aspek pendidikan, seperti dalam aspek pengembangan, aspek penerapan dan juga aspek penilaian.
Teknologi pendidikan adalah sebuah konsep yang sangat kompleks dan memiliki definisi yang kompleks pula. Bilamana kita berfikir tentang Teknologi Pendidikan, kita dapat memikirkannya dalam tiga cara yaitu sebagai konstruksi teoritik, sebagai bidang garapan dan sebagai profesi. Agar kita dapat mendefinisikan sebagai tiga cara tersebut maka kita hendaknya terlebih dahulu menganalisis masing-masing cara tersebut sehingga kita dapat secara benar mendefinisikan Teknologi Pendidikan sesuai dengan cara yang seharusnya. Ketiga cara tersebut adalah :
1. sebagai konstruk teoritik (theoretical construct)
Sebuah abstraksi yang mencakup serangkaian ide dan prinsip tentang cara bagaimana pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan teknologi
2. sebagai bidang garapan
Aplikasi ide-ide dan prinsip-prinsip teoritik untuk memecahkan masalah-masalah konkret dalam bidang pendidikan dan pembelajaran.Bidang tersebut meliputi teknik-teknik yang digunakan, aktivitas yang dikerjakan, informasi dan sumber yang digunakan, dan klien yang dilayani oleh para pelaksana dalam bidang tersebut.
3. Sebagai profesi
Suatu kelompok pelaksana tertentu yang diorganisasikan memenuhi criteria tertentu, memiliki tugas-tugas tertentu dan bergabung untuk membentuk bagian tertentu dari bidang tersebut.Tidak satu pun dari tiga perspektif tersebut yang lebih betul atau lebih baik, masing-masing merupakan cara yang berbeda dalam memandang hal yang sama.
Oleh karena itu, definisi Teknologi Pendidikan yang disajikan di sini akan mengemukakan pengertian Teknologi Pendidikan dari ketiga perspektif tersebut secara keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang di maksud dengan teknologi pendidikan (TP)sebagai konstruk teoritik?
2. Apa yang dimaksud dengan TP sebagai bidang garapan?
3. Apa yang dimaksud dengan TP sebagai sebuah profesi?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Teknologi Pendidikan
Mengenai masalah definisi teknologi pendidikan tidaklah berbeda dengan teknologi pembelajaran, yang mana sama-sama berharap akan lebih berhasilnya sebuah proses pendidikan atau pembelajaran.Dalam mendefinisikan teknologi pembelajaran ada beberapa pendapat diantaranya adalah:
Yang pertama, teknologi pembelajaran adalah penerapan secara sistematik strategi dan teknik yang diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu yang bersifat fisik, serta pengetahuan lain untuk keperluan pemecahan masalah pembelajaran.
Yang kedua, teknologi pembelajaran adalah pengembangan, penerapan dan penilaian system-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia.
Yang ketiga, teknologi pembelajaran adalah pemikiran yang sistematis tentang pendidikan, penerapan, metode problem solving dalam pendidikan, yang dapat dilakukan dengan alat-alat komunikasi modern, juga tanpa alat-alat itu.
Yang keempat, suatu cara atau suatu metode yang digunakan oleh seorang pendidik dalam mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan baik menggunakan alat media atau disebut hardware maupun yang lebih penting dari itu yaitu software, sehingga dalam mendidik peserta didik mereka dapat menerima materi yang diberikan oleh pendidik dengan rasa senang bukan terpaksa.
Yang kelima, teknologi pembelajaran adalah suatu komunikasi yang sangat pesat yang dimanfaatkan dalam pendidikan, adapun dalam berkomunikasi yang diutamaka adalah media komunikasi yang berupa alat-alat teknologi atau disebut hardware.
Yang keenam, menurut Prof. Dr. Yusuf, Hadi Miarso, bahwa teknologi berasal dari kata techne yang artinya adalah seni, cara, metode dan kreatifitas yang ditempuh oleh seorang pendidik dalam mentrasfer pengetahuan kepada peserta didik. Dalam kata lain bahwa seorang guru harus mempunyai cara-cara ataupun keahliannya dalam mendidik peserta didik.

B. Teknologi Pendidikan sebagai Konstruk Teoritik
Memandang TP sebagai konstruk teoritik (theoretical construct) memberikan dasar paling pokok untuk sebuah definisi.
Definisi “teori” yang kita kenal sebagai lawan kata “praktik” mempunyai arti berupa prinsip atau serangkaian prinsip yang menerangkan sejumlah hubungan antara berbagai fakta dan meramalkan hasil-hasil berdasar atas fakta-fakta ini.
Sedang TP merupakan proses yang kompleks dan terpadu untuk mencakup orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan masalah yang berkenaan dengan semua aspek belajar.
Sehingga TP sebagai konstruk teoritik adalah sebuah abstraksi yang mencakup serangkaian ide dan prinsip tentang cara bagaimana pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan teknologi.
Semua bentuk teknologi adalah system yang diciptakan oleh manusia untuk suatu tujuan tertentu yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam meperingan usahanya, meningkatkan hasilnya dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada. Teknologi pada hakikatnya adalah bebas nilai, namun dalam penggunaannya akan sarat dengan aturan dan estetika. Penggunaan teknologi dalam pendidikan ini diperlukan antara lain untuk menjangkau peserta didik, melayani sejumlah besar dari sejumlah besar dari mereka yang belum mendapat kesematan belajar dan sebagainya. Untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan dalam belajar dan sebagainya.Bantuan teknologi kepada manusia memungkinkan manusia untuk memahami tumbuhnya masyarakat teknologi yang kompleks pula.
TP sebagai konstruk teoritik memiliki karakteristik antara lain: ada suatu gejala yang diamati, teori yang mendefinisikan bersifat menjelaskan suatu fenomena yang ada, teori bersifat memberikan oriantasi terhadap fakta yang diteliti mensistematisasikan, teori bersifat mengidentifikasikan suatu masalah dan sifatnya memprediksi sesuatu. Karakteristik ini dapat dijadikan patokan bagi kita apakah definisi TP telah memenuhi karakteristik sebagai konstruk teoritik. Menurut Miarso, bahwa untuk mendefinisikan TP sebagai konstruk teoritik hanya diperlukan satu karakteristik yaitu satu kesatuan teori intelektual yang selalu dikembangkan melalui kegiatan penelitian.
TP sebagai konstruk teori mencakup serangkaian ide dan prinsip tentang bagaimana cara pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan teknologi. Suatu prinsip umum yang didukung oleh data sebagai penjelasan terhadap sekelompok gejala atau suatu pernyataan tentang hubungan yang berlaku terhadap sejumlah fakta. Suatu prinsip atau serangkaian prinsip yang menerangkan hubungan antara berbagai fakta dan meramalkan hasil baru berdasarkan fakta tsb.
TP adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia ( AECT, 1977 ).
Karakteristik Teori adalah : adanya gejala yang belum dipahami, menjelaskan (mengapa dan bagaimana), rangkuman tentang apa yang telah diketahui, memberikan orientasi fakta yang diteliti, mensistematiskan, mengklasifikasi, menghubungkan gejala, mengidentifikasi kesenjangan, melahirkan strategi untuk keperluan riset, dan memprediksi.Teknologi pendidikan adalah suatu proses terpadu yang melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisa masalah-masalah pendidikan dan cara pemecahan, mengimplemintasikan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang berkenaan dengan semua aspek belajar manusia. Pemecahan masalah dalam teknologi pendidikan adalah bagaimana sumber belajar itu didesain, dipilih dan digunakan untuk menciptakan kegiatan belajar.

C. Teknologi Pendidikan sebagai Bidang Garapan
Pada dasarnya setiap manusia memerlukan belajar, dan belajar berlangsung seumur hidup, di mana saja dan kapan saja. Sedangkan lingkungan kita senantiasa berubah, sumber-sumber terkadang terbatas dan perkembangan teknologi mulai tumbuh di masyarakat dan sebagainya. Gejala-gejala tersebut merupakan gejala yang belum digarap dengan baik. Menurut Miarso, bahwa ada gejala-gejala”
  • Adanya sejumlah orang yang belum terpenuhi kesempatan belajarnya baik yang diperoleh melalui suatu lembaga khusus, maupun yang dipeeroleh secara mandiri.
  • Adanya berbagai sumber yang telah tersedia maupun direkayasa tetapi belum dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar.
  • Perluadanya suatu usaha khusus yang terarah dan terencana untuk menggarap sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar.
  • Perlu adanya pengelolaan atas kegiatan khusus daslam mengembangkan dan memanfaatkan sumber belajar tersebut secara efektif, efisien dan selaras.

TPsebagai bidang garapan merupakan aplikasi dari ide dan prinsip teoritik untuk memecahkan masalah kongkrit dalam bidang pendidikan dan pembelajaran (teknik yang digunakan, aktivitas yang dikerjakan, informasi dan sumber yang digunakan dan klien yang dilayani).Lingkungan kegiatan yang merangkum komponen konsep, ketrampilan dan prosedur serta memadukannya dalam bentuk aplikasi baru.
Ada tiga persyaratan atau karakteristik tambahan pada bidang garapan yaitu :teknik intelektual, yaitu pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah, aplikasi praktis yaitu usaha untuk merealisasikan atau mengoperasionalkan pikiran, ide dan proses sehingga menghasilkan produk yang dapat dilihat, dan keunikan bidang garapan yaitu harus ada karakteristik khusus yang tidak dijumpai pada bidang lain.
  1. Teknik Intelektual, adalah pendekatan yang digunakan oleh seseorang dalam mencari pemecahan masalah. Teknologi pendidikan memiliki satu cara dalam pemecahan masalah. Tiap fungsi pengembangan dan manajemen mempunyai teknik tersendiri yang berkaitan dengannya. Teknik tersendiri dari teknologi pendidikan adalah lebih dari jumlah bagian-bagiannya. Teknik itu melibatkan perpaduan sistematik masing-masing teknologi dari fungsi-fungsi tersebut dan saling keterhubungannya dalam satu proses terpadu dan kompleks untuk mengadakan analisi keseluruhan masalah-masalah dan kemudian menciptakan metode-metode pemecahan baru. Teknologi ini menghasilkan suatu akibat sinergistik, dengan menghasilkan keluaran-keluaran diluar dugaan berbeda jika didasarkan pada unsur-unsur yang bekerja secara terpisah dan sendiri-sendiri. Teknik intelektual yang asli itu merupakan suatu yang khas dari teknologi pendidikan dan tidak ada bidang lain yang mempergunakannya.
  2. Aplikasi praktis, mencakup usaha merealisasikan atau mengoperasionalkan fikiran, ide dan proses. Aplikasi itu menghasilkan produk yang dapat dilihat. Sebagai contoh seorang benar-benar melaksanakan eksperimen ilmiah atau melaksanakan kegiatan pengembangan instruksional sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan dalam mengaplikasikan teknik intelektual. Kecuali itu aplikasi praktis menunjukkan bagaimana teknik intelektual itu dioperasionalkan dalam konteks strutur organisasi dan institusi dimana bidang garapan itu beroperasi.
  3. Keunikan, berhubung definisi tersebut menunjukkan bahwa suatu bidang garapan memadukan teknik intelektual dan aplikasi praktis yang diidentifikasi oleh definisi tersebut haruslah merupakan hal unik bagi bidang garapan tersebut. Haruslah tercermin karakteristik khusus yang tidak bisa dijumpai pada bidang lain. Jika definisi tersebut dapat mewujudkan adanya teknik intelektual dan aplikasi praktis yang unik, maka bidang garapan yang diidentifikasikan tersebut dengan sendirinya dapat dikatakan unik pula.
  4. Jadi, definisi teknologi pendidikan sebagai bidang garapan, pertama-tama harus mendefinisikannya sebagai konstruk teoritik, kemudian mengidentifikasi teknik intelektual dan aplikasi praktis, serta kesemuanya menunjukkan keunikan bidang garapan teknologi pendidikan.
D. Teknologi Pendidikan sebagai Profesi
Untuk mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai profesi, terlebih dulu harus dipenuhi syarat-syarat untuk mendefinisikan bangunan teoritik dan bidang garapan.Selanjutnya definisi tersebut harus mencerminkan semua karakteristik profesi lainnya.
Latihan dan Sertifikasi.Latihan dalam waktu yang lama diperlukan untuk mengembangkan spesialisasi dan teknisi dalam profesi tersebut.Harus ada beberapa ketentuan tentang sifat-sifat latihan, baik melalui peraturan pemerintah maupun melalui suatu sistem akreditasi terhadap lembaga-lembaga latihan yang meliputi sifat dan isi pendidikan profesional, standar sertifikasi, standar dan ketentuan penerimaan calon peserta latihan, serta penempatan.
Standar dan Etika.Perumusan etika menunjukkan bagaimana anggota profesi itu harus bertingkah laku.Seperangkat standar memberikan petunjuk mengenai bahan, peralatan, dan fasilitas yang digunakan oleh orang-orang dalam profesi tersebut.Namum demikian, publikasi kode etik dan buku petunjuk tentang standar itu sendiri tidaklah dapat memberi jaminan apa-apa.Profesionalisasi itu terjadi bilamana dimungkinkan adanya pemaksaan yang kuat untuk melaksanakannya.
Kepemimpinan.Kepemimpinan diperlukan untuk memanfaatkan setepat-tepatnya penemuan-penemuan yang ada sekarang dan melihat kecenderungan di masa mendatang.Namun demikian untuk menghindari keadaan banyaknya inovasi yang ada sekarang yang membuat pusing karena desakan dari luar kita, maka kepemimpinan ini harus datang dari profesi ini sendiri.
Asosiasi dan Komunikasi.Organisasi profesi yang kuat diperlukan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan karakteristik lainnya terutama standar dan etika, kepemimpinan dan latihan.Hanya organisasi yang kuat yang dapat memaksakan dengan sungguh-sungguh aplikasi praktis, standar dan etika.
Pengakuan sebagai profesi.Anggota profesi harus mempercayai adanya profesi dan bahwa mereka menjadi anggotanya.Eksistensi suatu profesi tidak dapat dipercayakan begitu saja kepada para pelaksana.Mereka harus menginginkan berdirinya dan mengakui pentingnya organisasi profesi. Mereka harus benar-benar menyadari akan keanggotaanya dalam organisasi profesi tersebut. Kesadaran ini dimanifestasikan dalam bentuk berdirinya asosiasi, terjelmanya ciri-ciri profesi lainnya dan penghargaan masyarakat umum terhadap para pelaksana bahwa ada organisasi profesi di mana mereka menjadi anggotanya.
Tanggung Jawab Profesi. Tidaklah cukup bahwa suatu profesi itu hanya sekedar menggunakan teknik intelektual untuk diaplikasikan secara praktis.Profesi harus juga mempertanggungjawabkan penggunaan teknik intelektual tersebut.Profesi harus bertanggung jawab atas penggunaan teknik intelektual dalam bekerja di masyarakat.Hendaknya senantiasa diadakan pengkajian tentang nilai kegunaannya dan jika mungkin mengambil sikap yang pasti terhadap masalah-masalah sosial yang dipengaruhi oleh hasil pekerjaan profesi tersebut.
Hubungan dengan profesi lain. Mungkin saja terdapat lebih dari satu profesi yang bekerja dalam bidang garapan teknologi pendidikan ini. Masing-masing profesi ini satu sama lain saling berhubungan baik secara eksplisit maupun implisit dalam beroperasi di bidang garapan tersebut. Hubungan ini harus diketahui, diidentifikasi, dan dikembangkan.
Di dalam profesi TP ada tiga pelaku teknologi pendidikan dan pembelajaran:
a. Ilmuwan: adalah yang berusaha dengan pengembangan prinsip dan teori.
b. Teknolog: adalah yang berurusan dengan penggunaan prinsip dan teori yang dihasilkan iluwan untuk mengembangkan prosedur.
c. Teknisi: adalah yang menggunakan prosedur yang dikembangkan oleh teknolog untuk menciptakan sesuatu.
Sehingga TP merupakan suatu profesi yang terdiri dari upaya terorganisasi untuk implementasi teori, metode, berpikir kritis, analisis, logis, sistematis berikut aplikasinya.Dengan demikian maka definisi TP sebagai satu bidang teori, bidang garapan dan suatu profesi adalah kongruen, artinya yang satu merupakan kelanjutan dari sebelumnya.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

  1. Secara garis besar, Teknologi Pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu cara atau metode yang sistematis yang diharapkan nantinya peserta didik dapat menerima materi pendidikan dengan lebih baik, dengan rasa senang, tanpa ada paksaan dan lebih mudah dalam memahami materi tersebut.
  2. TP sebagai konstruk teoritik adalah sebuah abstraksi yang mencakup serangkaian ide dan prinsip tentang cara bagaimana pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan teknologi.
  3. TP sebagai bidang garapan merupakan aplikasi dari ide dan prinsip teoritik untuk memecahkan masalah kongkrit dalam bidang pendidikan dan pembelajaran (teknik yang digunakan, aktivitas yang dikerjakan, informasi dan sumber yang digunakan dan klien yang dilayani). Lingkungan kegiatan yang merangkum komponen konsep, ketrampilan dan prosedur serta memadukannya dalam bentuk aplikasi baru.
  4. TP sebagai suatu profesi adalah upaya terorganisir untuk implementasi teori, metode, berpikir kritis, analisis, logis, sistematis berikut aplikasinya dalam bidang pendidikan tentunya.



DAFTAR PUSTAKA
AECT, Defenisi Teknologi Pendidikan : Satuan Tugas Defenisi Dan Terminologi, Jakarta: Rajawali Press, 1977
Arif AM, Mohammad, Teknologi Pendidikan, Kediri: STAIN Kediri Press, 2010
Idris,Husni,Teknologi Pendidikan, Manado: STAIN Manado, 2010
Miarso,Yusuf Hadi,Menyemai Benih Teknologi Pendidikan,Jakarta:Fajar Interpratama Offset Kerja sama dengan Pustekkom Diknas, 2004
Miarso, Makalah “Kontribusi Teknologi Pendidikan dalam Pembangunan Pendidikan“. Makalah disampaikan dalam Seminar Intenasional & Temu Ilmiah FIP/JIP se-Indonesia, Manado., 2007.
Nasution, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Uno, Hamzah B, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
http://hendrath-jmr.blogspot.com/2009/10/teknologi-pendidikan-sebagai-konstruk.html.
http://ricky-diah.blogspot.com/2011/11/makalah-teknologi-pendidikan.html.

Selasa, 07 Mei 2013

MATA KULIAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN

A. LANDASAN FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN (TP)

Berdasarkan tinjauan dari falsafah ilmu, maka TP sebagai suatu pengetahuan mempunyai tiga bagian yang merupakan tiang penyanggah tubuh pengetahuan yang didukungnya.

Yang pertama, ontologi (yang berkaitan dengan pertanyaan “apa”) merupakan landasan untuk menetapkan ruang lingkup bentuk dan penafsiran tentang hakikat realitas dari objek telaah TP itu sendiri. Pada komponen ini pembahasannya tentang:

  1. sumber belajar (berupa buku), orang, media yang digunakan, pesan (isi pengetahuan), cara penyampaian pesan, serta lingkungan dimana pendidikan itu berlangsung.
  2. Pengembangan sumber-sumber tersebut, baik secara konseptual, maupun secara faktual;
  3. Perlu adanya pengelolaan dalam kegiatan pengembangan, maupun sumber-sumber untuk belajar.

Kedua, epistemologi (berkaitan dengan pertanyaan “bagaimana”) merupakan dasar tentang cara bagaimana tiap-tiap materi pengetahuan akan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan yang utuh, serta bagaimana cara pemecahan tiap-tiap masalah dalam pendidikan. Dalam bagian ini dibahas tentang:

  1. Teori, model, konsep, dan prinsip dari ilmu pendidikan, komunikasi, ilmu perilaku, dan ilmu lainnya digabung secara sistematik dan sistemik untuk hasil yang optimal.
  2. Upaya pemecahan seluruh masalah belajar yang dilakukan dengan menganalisis masalah, merancang, memproduksi, memanfaatkan, menilai, memperbaiki dan mengelola keseluruhan proses kegiatan secara terintegrasi. Pendekatan yang dilakukan dalam bagian ini:


  • 1. Masalah belajar dikelola secara simultan
  • 2. Terintegrasi
  • 3. Sinergis.

Ketiga, aksiologi (berkaitan dengan pertanyaan “untuk apa” TP itu ada) merupakan landasan dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun, hal ini lebih banyak bicara tentang tata nilai dan kegunaan potensi dari TP. Adapun kegunaan potensial dari TP meliputi:

  1. Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar,
  2. Meningkatkan mutu pendidikan,
  3. Penyempurnaan sistem pendidikan,
  4. Peningkatan partisipasi masyarakat,
  5. Penyempurnaan pelaksanaan interaksi antara pendidikan dan pembangunan.


B. DEFINISI TP DARI TAHUN 1920 -1994


1. Definisi Tahun 1920
Definisi teknologi pendidikan pada awal tahun 1920 dipandang sebagai media. Pandangan ini terbentuk ketika pertama kali media pendidikan diproduksi. Media ini, digunakan sebagai media pembelajaran visual (berupa film, gambar dan tampilan yang dapat menampilkan pelajaran) yang mulai ramai pada tahun 1920. Pandangan ini berlanjut sampai 1950.



2. Definisi 1963
Di tahun 1963, definisi teknologi pendidikan digambarkan bukan hanya sebagai sebuah media, melainkan didefinisikan sebagai suatu proses. Contohnya Finn (1960) mengatakan bahwa teknologi pendidikan harus dipandang sebagai suatu cara untuk melihat masalah pendidikan dan menguji kemungkinan solusi dari masalah tersebut. Sedangkan Lumsdaine (1964) mengatakan bahwa teknologi pendidikan dapat dijadikan aplikasi ilmu pengetahuan pada praktek pendidikan.Hal ini merupakan suatu hal yang berangkat dari pandangan “tradisional” terhadap teknologi pendidikan. Definisi kini lebih memusat pada desain pembelajaran dan penggunaan media sebagai pengendalian proses belajar. Lebih dari itu pengertian kini lebih menganalisa serangkaian langkah-langkah penerapan, perancangan, dan penggunaan. Langkah-langkah ini mencakup perencanaan, produksi, pemilihan, pemanfaatan, dan manajemen. Perubahan disini mencerminkan bahwa, bagaimana lingkungan dan kemajuan zaman dapat mengubah sebuah definisi dan praktek dari teknologi pendidikan.



3. Definisi 1970
Definisi ini dikeluarkan oleh Komisi Pengawas Teknologi Pendidikan yang dibentuk dan dibiayai oleh pemerintah AS pada Tahun 1970. Komisi ini dibentuk untuk menguji permasalahan dan manfaat potensial yang berhubungan dengan teknologi pendidikan di sekolah-sekolah. Teknologi pendidikan adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan mengunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif. Jadi menurut konsep ini tujuan utama teknologi pembelajaran adalah membuat agar suatu pembelajaran lebih efektif. Sejak tahun 1970an, sudah ada pandangan bahwa manusia (dalam hal ini guru) bukanlah satu-satunya sumber belajar.



4. Definisi 1977
Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegerasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisa masalah dan merancang. Melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.



5. Definisi 1994
Definisi ini menegaskan bahwa adanya lima dominan teknologi pembelajaran, yaitu kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan kawasan penilaian baik untuk proses maupun sumber belajar. Definisi ini menggaris bawahi dua praktek yaitu penggunaan media untuk tujuan pendidikan dan penggunaan prosedur desain pembelajaran yang sistematis.



6. Definisi 2004
Definisi Teknologi Pendidikan years 2004 Yang disusun Oleh Dewan Manajemen Definisi Dan terminologi Asosiasi Komunikasi dan Teknologi Pendidikan (AECT): Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis fasicilitating pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan dan mengelola proses teknologi yang tepat dan sumber daya.


C. DEFINISI TP SESUAI PEMAHAMAN PRIBADI

Teknologi Pendidikan adalah segala upaya yang dilakukan dalam rangka memudahkan tercapainya tujuan pendidikan. Upaya tersebut meliputi perancangan sistem pendidikan, pengelolaan, penggunaan sumber belajar, pengembangan dan evaluasi. Jadi dalam hal ini TP tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat fisik (media pendidikan), melainkan kombinasi antara media (audio-visual) dan proses yang dilakukan. Atau dengan kata lain TP adalah perpaduan hartech dan softtech yang orientasinya agar peserta didik dapat dengan mudah memahami setiap materi pengetahuan yang diajarkan.

D. PENJELASAN TENTANG KAWASAN DOMAIN TP


1. Domain Desain
Desain adalah proses spesifikasi berbagai kondisi belajar. Tren dan isu Domain desain berkisar antara penggunaan sistem pengajaran tradisional, aplikasi teori belajar terhadap desain dan dampak teknologi baru terhadap proses desain. Domain desain ini mencakup:

  • Rancangan Sistem Pengajaran, berisi tentang:

  1. Teori Pengajaran dan Penelitian Belajar-Mengajar,
  2. Teori Komunikasi dan Penelitian Persepsi-Perhatian,

  • Rancangan Pesan/ Bahan Ajar, berisi tentang Perencanaan Pengolahan bentuk Fisik bahan ajar,
  • Strategi Pengajaran, berisi tentang Bagaiman Menentukan pilihan dan perpaduan peristiwa serta kegiiatan dalam sebuah pelajaran, dan
  • Karakteristik Pelajar. berisi tentang pengalaman (latar belakang) pelajar yang berdampak pada efektifitas proses belajar.

2. Domain Pengembangan
Pengembangan adalah proses usaha menjabarkan spesifikasi desain ke bentuk-bentuk fisik, misalnya: materi pelajaran yang dikembangkan melalui media belajar buku-buku pegangan, alat pelajaran/ peraga audio, visual atau audio-visual. Tren dan isu dalam teknologi percetakan dan audio-visual termasuk menumbuh kembangkan minat terhadap kompleksitas desain teks dan gambar serta penggunaan warna untuk memperindah tampilannya.

  • Teknologi Percetakan, yang berisi tentang aneka cara produksi dan penyampaian bahan, misanya buku-buku, dan bahan-bahan visual tertentu teristimewa melalui prose cetak mekanik atau forografis.
  • Teknologi Audio-Visual, yang berisi tentang cara produksi dan penyampaian ajar menggunakan mesin mekanik maupun elektronik untuk menampilkan pesan/bahan ajar yang perlu dilihat sekaligus didengar.
  • Teknologi Berbasis Komputer, yang berisi cara produksi dan penyampaian bahan ajar yang menggunakan sumber-sumber berbasis prosesor mikro (computer-chips).
  • Teknologi Integral, yang berisi tentang cara produksi dan penyampaian bahan ajar yang menggunakan serangkaian bentuk media dibawah kendali komputer.

3. Domain Perlengkapan
Domain ini mungkin merupakan hal yang paling pelik dan berliku-liku dibandingkan domain lain dalam Teknologi Pembelajaran. Dalam domain inilah digeluti segala hal tentang pendayagunaan media instruksional yang baik untuk mencapai tujuan pengajaran, termasuk urusan pelembagaan serta kebijakan dan peraturan yang dapat mendukung atau sebaliknya menghambat. Domain perlengkapan merupakan bagian usaha mendayagunakan proses dan sumber belajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Tren dan isu domain perlengkapan sering berpusat pada kebijakan dan peraturan yang berpengaruh terhadap pendayagunaan, penggabungan, implementasi dan pendayagunaan. Yang termasuk dalam domain ini adalah:

  • Pendayagunaan media, yang berisi tentang pendayagunaan sistematika proses belajar melalui analisis terhadap peserta didik, pemilihan media dan bahan, penggunaan media dan bahan, partisipasi yang dibutuhkan dari pelajar, evaluasi dan peninjauan ulang.
  • Penggabungan Penemuan, yang berisi tentang proses komunikasi dengan serangkaian strategi yang terencana untuk memilih berbagai penemuan baru - khususnya di bidang teknologi komunikasi - yang dapat mendukung usaha kolektif pencapaian tujuan.
  • Implementasi dan Pelembagaan, implementasi adalah penggunaan bahan pengajaran atau strategi dalam situasi nyata (bukan simulasi), pelembagaan adalah tindak lanjut penggunaan rutin berbagai penemuan di bidang struktur dan budaya suatu organisasi. Ini juga merupakan usaha menyesuaikan penggunaan media dengan perubahan organisasi sejauh diperlukan agar tidak terjadi tumpang tindih dan dapat meminimalisir dampak negatif pendayagunaan media penemuan baru.
  • Kebijakan dan Peraturan, yang berisi rangkaian peraturan/perundang-undangan dan tindakan masyarakat beserta pihak-pihak yang berdampak pada penggabungan dan pendayagunaan teknologi pembelajaran. Domain ini mengusahakan berbagai kebijakan dan peraturan yang selaras dan seimbang dengan usaha-usaha pendayagunaan media teknologi pembelajaran, meliputi perilaku politik penguasa, pengembangan organisasi, prinsip-prinsip etika, sosiologi dan ekonomi.



4. Domain Pengelolaan
Konsep Pengelolaan merupakan bagian integral dari kawasan/ kajian teknologi pembelajaran dan peranan para ahli teknologi pembelajaran. Domain ini meliputi:

  • Pengelolaan Proyek, yaitu: Perencanaan, Pemantauan dan Pengawasan terhadap desain pembelajaran dan proyek-proyek pengembangan.
  • Pengelolaan Sumber Daya, yaitu: perencanaan, pemantauan dan pengawasan terhadap dukungan sistem dan pelayanan sumber-sumber belajar. Pengelolaan bidang ini sangat penting karena menyangkut orang, anggaran, pasokan, waktu, fasilitas dan sumber-sumber teknologi pendidikan.
  • Pengelolaan Sistem Penyampaian, yaitu: perencanaan, pemantauan dan pengawasan metode pembagian bahan pengajaran yang terorganisasi sebagai kombinasi media dan metode penggunaan yang diabdikan pada informasi pembelajaran bagi pelajar.
  • Pengelolaan Informasi, berisi: perencanaan, pemantauan dan pengawasan terhadap penyimpanan, penyebaran dan pengolahan informasi untuk menyediakan sumber-sumber belajar.

5. Domain Evaluasi

Evaluasi merupakan proses menentukan kesesuaian antara materi pelajaran dan proses belajar. Evaluasi dimulai dengan analisis problem yang merupakan langkah awal penting dalam pengembangan dan evaluasi isi pelajaran karena tujuan dan kendalanya diklarifikasi selama langkah ini dilaksanakan. Domain ini berkaitan dengan:

  • Analisis masalah, yang berisi tentang menentukan asal-usul dan batasan problem dengan menggunakan pengumpulan informasi dan strategi pengambilan keputusan.
  • Pertumbuhan Reformasi kriteria, yaitu tentang Penggunaan berbagai teknik untuk menentukan tingkat penguasaan peserta didik terhadap isi pelajaran yang belum terinci.
  • Evaluasi Formatif, yaitu tentang pengumpulan informasi tentang kesesuaian dan menggunakan informasi itu sebagai dasar pengembangan selanjutnya.
  • Evaluasi Sumatif, yaitu berisi pengumpulan informasi tentang kesesuaian menggunakannya untuk menentukan keputusan tentang perlengkapan.



*Dari berbagai sumber..